Sabtu, Januari 17, 2009

PEMILU 2009



“Pemilihan umum telah memanggil kita
Seluruh rakyat menyambut gembira
Hak demokrasi Pancasila
Hikmat Indonesia merdeka.

Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya …”

Itulah penggalan lagu tentang pemilu di jaman orde baru yang setiap lima tahun sekali akan selalu terdengar nyaring, tetapi kini mungkin sudah dilupakan orang.

Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 tinggal menghitung hari, bahkan di televisi ditampilkan hitungan mundur hari H pemilu. Dimana saatnya rakyat Indonesia kembali menentukan wakil-wakilnya, baik di DPR, DPRD I, DPRD II dan DPD. Partai peserta pemilu kali ini diikuti oleh 38 (tiga puluh delapan) partai, untungnya anak sekolah tidak perlu menghafalkan nama-nama partai tersebut, suatu jumlah yang cukup besar dan memusingkan untuk diingat. Belum lagi caleg yang akan dipilih jumlahnya pasti jauh lebih besar lagi. Dengan dikeluarkannya keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) tentang yang memperoleh suara terbanyak, bukan lagi nomor urut seperti dahulu, yang berhak duduk sebagai anggota DPR / DPRD. Ini meningkatkan persaingan bukan lagi antar partai, tetapi juga antara sesama caleg dalam satu partai di area daerah pemilihan (dapil) yang sama. Singkatnya akan terjadi perang saudara dalam pemilu yang akan datang.

Kembali ke penggalan lagu di atas, ” Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya ......”
Kali ini Rakyat Indonesia akan memilih 560 orang wakilnya di DPR dari 11.225 orang yang terdaftar dalam DCT (Daftar Calon Tetap) KPU (Komisi Pemilihan Umum). Ini berarti kurang dari 5% yang akan terpilih dan lebih 95% tidak terpilih. Oleh karenanya setiap caleg akan berjuang keras untuk mendapatkan kursi. Hal ini dapat dilihat dari dua perspektif, ekonomi dan sport.

a. Ekonomi
Dari perspektif ekonomi, pemilu kali ini akan membuat roda perekonomian lebih bergairah. Mengingat pemilu ini adalah pemilu dengan persaingan individu, bukan lagi hanya persaingan partai. Maka dana yang keluar tidak hanya dari kantong partai, tapi juga dari kantong masing-masing caleg. Lihat saja disepanjang jalan umum, dengan mudahnya ditemui baliho, spanduk atau umbul-umbul dengan gambar dan nama perorangan disamping nama partai. Hampir tidak lagi ditemukan dalam bentuk bendera partai saja seperti jaman dulu. Ini berarti industri percetakan dan sablon akan mengalami panen lima tahunan, tetapi dalam omset yang jauh lebih besar. Bila untuk kampanye; pembuatan baju kaos, spanduk, stiker dsb, masing-masing caleg DPR mengeluarkan dana 10 juta rupiah saja, maka total dana belanja kampanye para caleg tersebut lebih dari 100 Milyar rupiah. Ini belum lagi ditambah belanja kampanye oleh caleg-caleg untuk DPRD I dan DPRD II yang menyediakan 1.998 kursi (DPRD I) dan 16.270 kursi (DPRD II). Bila digabung belanja kampanye ini akan sangat besar, dan diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian lebih bergairah di kondisi krisis global ini.

b. Sport
Layaknya kompetisi liga Primer, maaf bukan Ligina, persaingan dalam memperoleh kursi akan berlangsung seru hingga detik-detik terakhir. Setiap calon akan berusaha mendekati para pemilih dengan segala cara. Disamping itu kemungkinan persaingan tidak sehat akan terjadi, dimana antar sesama caleg di setiap daerah pemilihan (dapil) baik antara caleg partai yang berbeda maupun dalam partai yang sama akan saling jegal. Iklan-iklan individu yang sudah terpasang banyak yang raib atau diganggu (vandalisme). Ini dilakukan agar iklan pesaing berkurang atau hilang dan spanduk diri sendiri terjaga sehingga pemilih tetap melihat wajah sang calon.
Kalau dahulu calon terpilih berdasarkan nomor urut, sehingga ada istilah caleg jadi (nomor urut kecil) dan ada caleg nomor sepatu yang hanya pasrah dan menunggu tanpa mau berbuat sesuatu, kali ini berbeda. Setiap caleg punya peluang yang sama, sehingga motivasi untuk mendapatkan kursi semakin membara, dan caleg-caleg tersebut merasa dirinya adalah kesebelasan MU di liga Primer yang punya peluang paling besar.
Diharapkan persaingan ini tidak akan menimbulkan pergesekan yang berujung kericuhan. Semua harus bersikap sportif, siapa yang terpilih silahkan bersyukur dan yang belum terpilih (jumlahnya akan jauh lebih besar) semoga dapat menerima dengan lapang dada.

Dan suara nyanyian ”Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya ......” terdengar semakin sanyup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar