Rabu, April 27, 2011

Cara Merubah Settingan Port Printer



Sering kali printer yang baru dibeli dan sudah diinstal, tidak dapat digunakan untuk mencetak (print). Kadang karena masalah yang sepele, tapi tidak terpikirkan sebelumnya, menjadi penyebab. Seperti kesalahan setting pada port komputer untuk printer.

Misalnya printer baru yang terhubung dengan kabel USB, sedangkan settingan di komputer masih dengan printer port (LPT1, LPT2). Koneksi seperti ini menyebabkan printer tidak akan dapat mencetak file sesuai dengan keinginan kita.


Belajar dari pengalaman yang pernah penulis alami sendiri, merubah settingan port printer tersebut sebenarnya mudah.

Dengan OS Windows XP

1. Klik ' START'
2. Klik 'PRINTER AND FAXES'
3. Klik icon komputer yang akan dipergunakan
4. Pada menu PRINTER TASK, klik 2x (dua kali) 'SET PRINTER PROPERTIES'
5. Pilih (klik) PORT
6. Pilih (contreng) port yang sesuai dengan koneksi printer anda
Misalnya: LPT1 atau COM1 atau USB
7. Klik 'OK'
8. Selesai


Selamat mencoba.
Chachivin
April 2011



Jumat, April 15, 2011

Resensi Buku "7 Tanda Kehancuran Bisnis Sukses"



RESENSI BUKU :

"7 TANDA KEHANCURAN BISNIS SUKSES"
Waspadai kebiasaan buruk pemicu kebangkrutan bisnis anda.

Pengarang : JAGDISH N. SHETH



Menjadi sebuah perusahaan yang sukses dalam bidangnya adalah tujuan dari setiap perusahaan. Segala sumber daya dikerahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Tetapi adakalanya setelah tujuan tercapai, pengelola perusahaan gagal untuk mempertahankan kesuksesan yang telah diraih.
.


Seperti kata orang bijak, mempertahankan lebih sulit dari pada meraihnya. Buku “7 TANDA KEHANCURAN BISNIS SUKSES, waspadai kebiasaan buruk pemicu kebangkrutan bisnis anda”, mengingatkan pengelola perusahaan agar selalu mewaspadai pemicu kebangkrutan perusahaan.

Buku ini memberi tujuh tanda (sinyal) yang dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan sukses, yaitu :



  1. PENGINGKARAN (Kepompong Mitos, Ritual dan Kekolotan)

  2. AROGANSI (Kebanggan sebelum jatuh)

  3. SIKAP PUAS DIRI (Kesuksesan Membawa Kegagalan)

  4. TERLALU MENGANDALKAN KOMPETENSI (Kutuka Kewajiban)

  5. RABUN JAUH PERSAINGAN (Hanya melihat kompetisi jangka pendek)

  6. FANATISME WILAYAH (Konflik Budaya dan Perang Antar Bagian)

  7. OBSESI VOLUME (Peningkatan Biaya dan Penciutan Laba)

Adapun pembahasan ketujuh kebiasaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. PENGINGKARAN : Kepompong mitos, ritual dan kekolotan
Pengingkaran berarti ‘ketidak percayaan akan adanya realitas suatu hal’ atau ‘penolakan untuk menyadari atau mengakui realitas itu’. Pada banyak perusahaan tampaknya proses pengingkaran terjadi ketika sebuah perusahaan melewati masa awalnya yang bersahaja dan mulai membangun mitos kehebatannya. Pola ini sangat kontras bila disadari betapa banyak perusahaan yang berhasil karena faktor kebetulan atau karena beruntung berada ditempat yang tepat di saat yang tepat.


Tidak ada yang salah dengan kesuksesan karena faktor kebetulan. Kesuksesan adalah hal yang baik, bagaimanapun proses terjadinya. Masalah terjadi ketika perusahaan melupakan asal usulnya yang susah, melupakan semua kebetulan tersebut, dan mulai memborong seluruh pujian atas keberhasilannya. Dengan perginya para pendiri, mitos menyebar untuk mempercantik fakta sejarah perusahaan. Namun, dengan berlalunya waktu, mitos tersebut berubah menjadi kekolotan, ritual, dan memfosil. Ketika gelombang perubahan menggerus fondasi perusahaan, kekolotan yang kaku cenderung menyikapinya dengan pengingkaran.


Adapun hal-hal yang menyebabkan pengingkaran :




  • Pengingkaran teknologi baru

  • Pengingkaran perubahan selera konsumen

  • Pengingkaran perubahan lingkungan global.

Adapun tanda-tanda pengingkaran :



  • Sindrom 'saya berbeda'.

  • Sindrom “tidak ditemukan d isini”

  • Sindrom 'mencari jawaban ditempat yang salah'.

Cara mengatasi kebiasaan pengingkaran :



  • Temukan : Analisis tanggapan anda terhadap kegagalan perusahaan lain.

  • Akui : Bila ditemukan gejala pengingkaran, akuilah.

  • Ukur : Ukur seberapa dalam pengingkaran anda.

  • Ubah : Semakin dalam pengingkaran, semakin sulit perubahan, tapi tidak mustahil.

2. AROGANSI : Kebanggan sebelum jatuh


Arogansi adalah memamerkan secara berlebih kehebatan diri atau menganggap diri lebih hebat daripada kenyataan sebenarnya.
Hal-hal yang menimbulkan arogansi :




  • Prestasi hebat di masa lampau mengaburkan pandangan mengenai realitas masa kini.


  • Daud mengalahkan Goliat.


  • Anda menjadi pionir produk atau jasa yang tidak dapat ditiru orang lain.


  • Anda lebih cerdik daripada orang lain.

Tanda-tanda Arogansi :
Untuk mengetahui apakah perusahaan Anda telah mengidap kebiasaan arogan, tanda-tandanya adalah :



  • Anda berhenti mendengarkan.

  • Anda berfoya-foya.

  • Anda mengintimidasi orang lain.

  • Anda mau menang sendiri.

  • Anda merekayasa persetujuan.

Cara menghilangkan kebiasaan arogan :



  • Lakukan rotasi manajemen untuk tantangan baru.

  • Terapkan rencana suksesi yang tidak lazim.

  • Diversifikasi pegawai berbakat dengan merekrut dari berbagai lembaga pendidikan, negara dan demografi.

  • Ganti pemimpin.

3. SIKAP PUAS DIRI : Kesuksesan Membawa Kegagalan
Puas diri adalah perasaan aman dan nyaman yang disebabkan oleh keyakinan bahwa kesuksesan anda di masa lampau akan terus berlanjut hingga masa mendatang. Kepercayaan tersebut didassari asumsi bahwa masa depan akan sama dengan masa sekarang, tidak ada yang berubah.

Hal-hal yang mengakibatkan sikap puas diri :


  • Kesuksesan masa lalu karena monopoli yang diatur pemerintah.

  • Kesuksesan masa lalu karena monopoli distribusi.

  • Anda telah “dipilih” untuk sukses oleh pemerintah.

  • Pemerintah memiliki atau mengendalikan bisnis.

Tanda-tanda Sikap Puas Diri :



  • Lambat mengambil keputusan

  • Proses terlalu birokrasi

  • Memiliki budaya bottomup, desentralisasi dan konsensus.

  • Struktur perusahaan sepenuhnya terintegrasi secara vertikal.

  • Memiliki subsidi silang yang besar antarfungsi, antarproduk, antarpasar dan antarkonsumen.
Cara mengatasi sikap puas diri :



  • Rekayasa ulang.


  • Reorganisasi.


  • Outsourcing fungsi non inti.


  • Penyegaran perusahaan.

4. TERLALU MENGANDALKAN KOMPETENSI : Kutukan Kewajiban
Hampir semua perusahaan mengandalkan kesuksesannya pada satu kompetensi inti, tapi hal tersebut dapat menjadi kebiasaan merusak bila menjadikannya berpandangan sempit dan buta terhadap kesempatan lain.


Hal-hal yang mengakibatkan ketergantungan kompetensi :



  • Ketergantungan pada litbang.

  • Ketergantungan pada desain.

  • Ketergantungan pada penjualan.

  • Ketergantungan pada layanan.

Tanda-tanda Ketergantungan Kompetensi :



  • Usaha untuk mentransformasi perusahaan gagal.

  • Semangat kerja menurun.

  • Pemangku kepentingan hengkang.

Cara Mengatasi Ketergantungan Kompetensi :


  • Penerapan baru.

  • Pasar baru.

  • Ekspansi ke hulu dan ke hilir.

  • Fokuskan kembali sumber daya.

5. RABUN JAUH PERSAINGAN : Hanya melihat kompetisi jangka pendek
Anda menderita rabun jauh persaingan ketika mendefenisikan pesaing terlalu sempit, ketika hanya melihat pesaing dekat yang tantangannya langsung dan segera. Hampir setiap perusahaan pernah terjebak dalam rabun jauh persaingan.


Hal-hal yang menyebabkan rabun jauh persaingan :


  • Evolusi alamiah industri.

  • Fenomena clustering.

  • Ketika No. 1 adalah pionir.

  • Skenerio sebaliknya : ketika No. 2 Mengejar No. 1.

Tanda-tanda rabun jauh persaingan :


  • Membiarkan pemain ceruk hidup berdampingan dengan anda.

  • Pemasok direbut oleh pemain nontradisionil.

  • Meremehkan pemain baru, terutama dari negara berkembang.

  • Merasa tak berdaya menghadapi teknologi substitusi.

Cara mengatasi kebiasaan rabun jauh :


  • Kaji ulang peta persaingan.

  • Perluas lingkup produk dan pasar.

  • Konsolidasi untuk meniadakan ekses kapasitas.

  • Serang balik pesaing nontradisional.

  • Kembali berfokus ke bisnis inti.

6. FANATISME WILAYAH : Konflik Budaya dan Perang Antar Bagian


Seiring pertumbuhan dan kesuksesan, perusahaan cenderung mengorganisasi dirinya berdasarkan fungsional. Umumnya, berbagai unit dalam organisasi itu tidak selalu bekerjasama dengan baik.

Hal-hal yang menyebabkan fanatisme wilayah :


  • Menara gading perusahaan.

  • Pertumbuhan membutuhkan penerapan kebijakan dan prosedur formal.

  • Budaya pendiri dikalahkan oleh budaya perusahaan yang lebih besar.

  • Budaya perusahaan didominasi oleh fungsi.

Tanda-tanda Fanatisme Wilayah :


  • Perpecahan.

  • Keputusan menggantung.

  • Kebingungan.

  • Lesu darah.
Cara mengatasi kebiasaan fanatisme wilayah :


  • Lakukan pemasaran internal yang efektif.

  • Dorong manajer keluar dari menara gading.

  • Ciptakan tim lintas fungsi permanen.

  • Reorganisasi berdasarkan konsumen atau produk.

7. OBSESI VOLUME : Peningkatan Biaya dan Penciutan Laba
Istilah yang paling tepat untuk kebiasaan merusak ini adalah “inefesiensi biaya”. Dalam situasi nonmonopoli, hal ini terjadi ketika harga jatuh karena kompetisi yang sengit atau akses kapasitas industri.

Hal-hal yang menyebabkab obsesi volume :


  • Pionir bermargin tinggi.

  • Racun pertumbuhan tinggi.

  • Paradoks skala.

  • Bola liar kewajiban yang tidak diinginkan.

Tanda-tanda obsesi volume :



  • Pengeluaran tanpa pedoman.

  • Pusat biaya pada tingkat fungsional.

  • Budaya subsidi silang.

  • Kebenaran angka.

Cara mengatasi obsesi volume :



  • Identifikasi sumber daya.

  • Ubah pusat biaya menjadi pusat pendapatan atau laba.

  • Beralih dari integrasi vertikal menjadi integrasi virtual.

  • Outsourcing fungsi noninti.

  • Rekayasa ulang proses.

  • Terapkan target costing.

  • Jadilah konsumen kelas dunia.

Demikianlah selintas tentang isi buku “7 TANDA KEHANCURAN BISNIS SUKSES”. Dengan membaca buku ini para pembaca diingatkan tentang tanda-tanda penyebab kehancuran bisnis dan bagaimana cara mengatasinya.

Salam sukses.