Senin, Februari 29, 2016

Tahun Kabisat





Tahun kabisat (Leap year) adalah tahun yang mengalami penambahan satu hari dengan tujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan tahun astronomi.
Dalam satu tahun tidak secara persis terdiri dari 365 hari, tetapi 365 hari 5 jam 48 menit 45,1814 detik. Jika hal ini tidak dihiraukan, maka setiap 4 tahun akan kekurangan hampir 1 hari (tepatnya 23 jam 15 menit 0,7256 detik).
Maka untuk mengkompensasi hal ini, setiap 4 tahun sekali (tahun yang bisa dibagi 4), diberi 1 hari ekstra: 29 Februari. Tetapi karena 5 jam 48 menit 45,1814 detik kurang dari 6 jam, maka tahun-tahun yang bisa dibagi 100 (seperti tahun 1900), bukan tahun kabisat, kecuali bisa dibagi dengan 400 (seperti tahun 2000).
Orang-orang yang berulang tahun pada tanggal 29 Februari dapat merayakannya pada 28 Februari atau 1 Maret. Sebuah hukum di Inggris tahun 1256 menghitung tanggal 29 Februari (leap day) dan 28 Februari sebagai satu hari sehingga orang yang lahir di tanggal 29 Februari di Inggris dan Wales secara legal mencapai umur 18 atau 21 tahun pada tanggal 28 Februari.



Selasa, Februari 23, 2016

Wisata Backpacker ke Bali

Hari I, Senin 23 Desember 2013
Ini adalah perjalanan yang perencanaannya hanya seminggu sebelum berangkat. Rencana perjalanan ke Surabaya dan Denpasar Bali. Tiket pesawat Air Asia jurusan Denpasar-Jakarta terlebih dahulu didapat dan dibooking, karena dapat tiket promo Rp 250 ribu/orang untuk tanggal 27 Desember 2013 jam 12.00 WITeng. Baru kemudian cari tiket ke Surabaya. Karena tiket pesawat ke Surabaya sudah mahal, dicari alternatif naik kereta api. Kebetulan kami sekeluarga belum pernah naik kereta api jarak jauh. Jadwal keberangkatan harus menyesuaikan jadwal tiket pesawat yang sudah dibooking. Perhitungannya sehari di Surabaya dan dua hari di Denpasar Bali. Cari informasi tiket kereta by phone, didapatlah tiket yang masih tersedia dari Jakarta ke Surabaya untuk keberangkatan Senin tanggal 23 Desember 2013 sekitar jam 9 malam dari stasiun Gambir. Harga tiket Jakarta-Surabaya dengan KA Argo Anggrek sekitar Rp 400 ribuan/orang. Dari Surabaya ke Denpasar, nanti dicari di Surabaya saja. Untuk mengantisipasi kemungkinan bermalam di Surabaya, kami booking kamar mess perusahaan di Surabaya untuk tanggal 24 Desember 2013 malam.

Perjalanan Jakarta-Surabaya  dengan KA Argo Anggrek 
Kami-pun berangkat dari Bekasi ke stasiun Gondangdia (karena tidak ada KA Commuter Line yang berhenti di stasiun Gambir) dengan kereta Commuter Line pukul 16.00 WIB. Kemudian dari stasiun Gondangdia kami menggunakan angkutan Bajaj menuju stasiun Gambir. Dari stasiun Gambir ke Surabaya dengan kereta malam KA ARGO ANGGREK pukul 21.00 WIB.
KA Argo Anggrek
                    
Kabin KA Argo Anggrek
Setelah beberapa saat mengantri untuk melapor (check in) keberangkatan, akhirnya naik ke ruang tunggu di lantai 2 stasiun Gambir. Kereta berangkat tepat waktu. Anak-anak dan ibunya, ber-empat duduk berhadapan-hadapan dengan memutar sepasang kursi. Saya duduk di kursi lain yang bersebelahan, kebetulan kursi tersebut kosong.
Disepanjang perjalanan kereta anak-anak duduk dengan senang sambil mengobrol. Ini adalah pengalaman pertama keluarga kami naik kereta api jarak jauh. Kabin kereta sangat nyaman. Ruangannya dingin, suspensinya juga cukup empuk dan kursinya bisa diatur untuk mendapatkan posisi yang nyaman untuk tidur.
Persinggahan kereta pertama di stasiun Cirebon sekitar jam 23 malam. Kemudian berhenti lagi di stasiun Semarang, lanjut ke stasiun Pasar Turi Surabaya.

Hari II, Selasa 24 Desember 2013
Stasiun Pasar Turi Surabaya
Sampai di satasiun Pasar Turi Surabaya pukul 07.00 WIB. Sebelum keluar stasiun, mencari informasi tentang kereta api yang menuju Banyuwangi. Katanya, kereta untuk keberangkatan ke Banyuwangi sore ini sudah penuh. Di pintu keluar gedung stasiun, beberapa supir kendaraan roda-4 menawarkan kendaraannya untuk dipakai. Iseng-iseng menawar untuk pemakaian keliling-keliling Surabaya dan ke Madura, harga yang ditawarkan adalah Rp 400rb, sudah termasuk bensin dan supir. Tapi kami belum memutuskan memakai kendaraan yang mana.
Karena perut sudah lapar, kami sarapan pagi di warung yang ada di samping gedung stasiun. Setelah sarapan, mandi di warung yang menyediakan kamar mandi sewaan di sekitar stasiun, di luar pagar stasiun Pasar Turi. Selesai mandi dan berdiskusi dengan keluarga tentang kendaraan selama di Surabaya, disepakati menyetujui penawaran tadi, kendaraan Avanza.

Tugu Taman Pahlawan Surabaya
Tujuan pertama kami adalah Tugu Taman Pahlawan Surabaya. Di sana ada patung Pahlawan Proklamasi Sukarno-Hatta. Berlokasi di  jalan Pahlawan Surabaya, monumen ini terletak persis di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Monumen yang berbentuk paku terbalik ini dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar, merupakan bekas Kantor Raad Van Justititie atau Gedung Pengadilan Tinggi pada masa penjajahan Belanda. Monumen ini yang memiliki tinggi 40,5 meter dan memiliki 10 bidang sisi ini merupakan ikon kota Surabaya. Tujuan pembangunan monument ini untuk mengenang sejarah perjuangan Arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan dalam momen bersejarah 10 Nopember 1945 di Surabaya.
Untuk memasuki kompleks taman Tugu Pahlawan, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Pengunjung bisa menikmati taman asri yang mengelilingi tugu pahlawan dan juga koleksi beberapa kendaraan, senjata perang dan bebarapa patung pahlawan. Bagi pengunjung yang membawa kamera, pengelola monumen memberikan ijin untuk mengabadikan momen di area monumen Tugu Pahlawan.
Patung Proklamator di Taman Tugu Pahlawan Surabaya
Latar Tiang Bendera di Taman Tugu Pahlawan Surabaya
Kemudian mengunjungi museum yang ada di komplek Taman Pahlawan tersebut, dengan membeli karcis di dalam komplek taman. Di dalamnya ada macam-macam senjata yang pernah dipakai oleh para pahlawan semasa perjuangan di Surabaya. Diperdengarkan juga suara Bung Tomo membangkitkan semangat para pemuda saat perang di Surabaya.

Jembatan Suramadu Surabaya
Dari Tugu Taman Pahlawan, kami menuju jembatan Suramadu, untuk menyeberang ke Madura. Rencananya makan siang di RM Bebek Sinjay, Bangkalan Madura.
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal). Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.
Jembatan Suramadu Surabaya
Tengah Jembatan Suramadu Surabaya
Latar Belakang Jembatan Suramadu

Bebek Sinjay, Bangkalan Madura
Setelah melewati jembatan Suramadu, kami lanjut ke RM Bebek Sinjay, Bangkalan Madura untuk makan siang. Yang unik di pulau ini adalah, disepanjang jalan banyak pengendara sepeda motor laki-laki yang memakai sarung. Helm kelihatannya belum menjadi kelengkapan untuk keselamatan berkendara.
RM Bebek Sinjay, Bangkalan- Madura (Kunjungan sebelumnya)
Tiba di RM Bebek Sinjay Bangkalan Madura. Tempat kuliner yang sudah banyak dikenal ini ternyata bangunannya cukup sederhana, seperti sebuah bangsal tanpa dinding. Untuk memesan seporsi bebek goreng pengunjung diwajibkan antri di kasir. Setelah memesan dan membayar pesanan, barulah nota pesanan diberikan dan harus segera menyerahkan kepada para karyawan untuk kemudian pesanan disajikan. Ada 2 tempat untuk menyerahkan nota pesanan, yang pertama ada di sebelah kanan atau depan warung untuk pesanan yang dibawa pulang, sedangkan yang untuk makan ditempat berada di sebelah kiri atau belakang warung. Di sini ada aturan, apapun makanannya minumannya Teh Botol Sosro, dan itulah yang terjadi di tempat ini. Pesan nasi bebek sudah sepaket dengan satu botol minuman teh botol sosro. Rasanya memang lumayan enak, apalagi anak-anak sangat suka menu bebek.

Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya
Setelah perut kenyang, kami kembali ke Surabaya menyeberang jembatan Suramadu lagi, melanjutkan perjalanan ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) di jalan Pemuda No. 39, Genteng, Surabaya. Masuk Monumen Kapal Selam ini kita harus membeli karcis.
Sebenarnya kapal selam itu merupakan KRI Pasopati 410 buatan Uni Soviet yang dulunya berperan dalam operasi pembebasan Irian Barat dan Perang Timor Timur. KRI Pasopati ini berperan dalam memberikan tekanan psikologis kepada lawan dan pada tahun 1980 operasi KRI ini pensiun. Kapal Selam itu kini menjadi sebuah monumen yang disebut Monumen Kapal Selam.
Monumen ini dibangun atas ide sesepuh-sesepuh kapal selam untuk memperingati keberanian para TNI AL dalam mengarungi lautan dan diresmikan pada tanggal 15 Juli 1998. Untuk memindahkannya, kapal selam terlebih dahulu dipotong menjadi 16 bagian, selanjutnya potongan-potongan kapal selam ini dibawa ke areal monumen yang sekarang kemudian dirakit kembali dan dijadikan monumen di sisi Sungai Kalimas. Kini Monumen Kapal Selam di Surabaya ini menjadi yang terbesar di Asia.
KRI Pasopati (Monumen Kapal Selam)
Ruang Torpedo di Monumen Kapal Selam Surabaya (kunjungan sebelumnya)
 Tunjungan Plaza
Selesai di Monkasel, kami menyambangi Tunjungan Plasa mal yang terkenal di Surabaya. Kebetulan hari ini adalah menjelang malam Natal. Di Tunjungan Plasa ada kegiatan menyambut malam Natal, denganpertunjukan nyanyian dan koor yang dimainkan oleh anak-anak. Berkeliling-keliling di Tunjungan Plasa, setelah lelah kami istirahat di Starbuck Coffe sambil menonton pertunjukan dari lantai atas.
Tunjungan Plasa Surabaya
Interior Tunjungan Plaza
Karena hari sudah mulai sore, dan rencana mau melanjutkan perjalanan ke Bali, kami keluar Tunjungan Plaza dengan tujuan makan sore di RM Rawon Setan Surabaya, Jl. Embong Malang I No. 78, Genteng, Surabaya. Tidak jauh dari Hotel Marriot Surabaya. Penyajiannya ada dua macam; pertama nasi dan rawonnya dicampur dalam satu wadah/piring. Kedua, nasi dan rawonnya berbeda wadah, nasi di piring sedang rawon di mangkuk. Soal rasa, memang cukup enak dan dagingnya begitu empuk.
RM Rawon Setan Surabaya
 Nasi Rawon Setan Surabaya
Perjalanan Surabaya-Banyuwangi-Denpasar.
Selesai makan, kami mencari informasi kendaraan travel yang akan mengantar kami ke Denpasar malam ini. Setelah menghubungi dan mendatangi beberapa travel; Cipaganti dan bus Gunung Harta, ternyata semua sudah penuh untuk keberangkatan hari ini. Sementara harga tiket pesawat Surabaya –Denpasar hari ini sudah di angka Rp 2 juta/orang.
Supir kami menghubungi temannya yang punya kendaraan dan biasa dipakai menghantarkan tamu ke Denpasar. Temannya bersedia dan menawarkan biaya Rp 1,5 juta sampai Denpasar, tapi biaya penyeberangan Fery kami yang menanggung. Kami setuju dengan harga tersebut, tapi sudah include dengan biaya penyeberangan. Akhirnya setelah nego, harga sewa mobil menjadi Rp 1,6 juta include penyeberangan. Beberapa alasan untuk menyewa mobil dan segera berangkat ke Bali malam ini adalah; 1. Menghemat biaya penginapan untuk malam ini di Surabaya, 2. Waktu tinggal di Bali bisa lebih lama, seandainya berangkat besok pagi sementara kendaraan juga belum jelas, bisa-bisa sampai di Bali hari sudah malam. Sehingga akan hanya tersisa satu hari efektif di Bali, karena jadwal pulang ke Jakarta sudah ditentukan.
Rencana berangkat malam ini pukul 20.00 WIB dari sebuah perumahan di Surabaya tempat bertemu dengan mobil yang sudah disepakati tadi. Sekitar pukul 20.30 WIB bertemu dengan pak supir yang sudah janjian tadi, kami pindah kendaraan. Mobilnya sama Avanza juga. Saya duduk di depan di samping pak supir, Istri dan anak paling kecil berdua di tengah. Anak nomor satu dan nomor dua duduk di bagian belakang. Ternyata jarak Surabaya-Banyuwangi (Ketapang) cukup jauh juga. Jalannya cukup lebar tetapi kurang bagus, karena dibeberapa lokasi ada yang rusak. Pak supir memacu mobilnya dengan kencang. Beberapa kali saya harus mengingatkannya agar berhati-hati.
Mendekati PLTU Paiton Banyuwangi jalanan menyempit dan banyak truk yang sarat muatan yang menyebabkan kemacetan. Di kejauhan kelihatan lampu PLTU Paiton menyala dengan terang. Untuk menghindari kemacetan, pak supir beberapa kali mengambil jalur berlawanan (sebelah kanan), karena sepi. Tetapi beberapa kali pula dia harus menepi ke sebelah kanan karena berpapasan dengan truk, sementara jalur sebelah kiri sudah penuh. Saya cukup khawatir dengan perjalanan ini. Ibu dan anak-anak sudah tertidur, sementara saya tidak bisa dan tidak akan tidur dengan situasi seperti ini. Untuk keselamatan keluarga, saya tetap terjaga dan mengingatkan pak supir agar hati-hati.
Sampai penyeberangan hari sudah tengah malam. Naik kapal penyeberangan, kami keluar mobil dan naik ke dek atas untuk sekedar menghilangkan penat. Turun dari Fery, sudah sampai Gilimanuk Bali, perjalanan dilanjutkan di daratan pulau Bali. Kondisi jalan mulai dari Gilimanuk, jalanan cukup mulus meski tidak begitu lebar. Pas hanya untuk dua kenderaan roda-4.

Hari III, Rabu 25 Desember 2013; Selamat Hari Natal.
Inilah saat pertama kali kami menghabiskan hari Natal di tengah jalan jauh dari saudara-saudara dan handai taulan. Bahkan tadi malam, kami sama sekali lupa bahwa itu adalah malam Natal. Mendekati kota Denpasar jalanan mulai macet panjang dan tidak bergerak sama sekali. Kami tanyakan kepada penduduk sekitar, katanya ada kecelakaan di depan.
Kemacetan di jalan menuju Denpasar Bali
Kecelakaan di jalan menuju Denpasar Bali (Penyebab kemacetan)
Setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan, akhirnya kami tiba di kota Denpasar sekitar pukul 11 siang waktu setempat. Singgah di sebuah warung yang menyediakan sarapan masakan nasional, walau sudah pukul 11 siang.
Kemudian lanjut menuju penginapan Wida Hotel di Jl. Melasti, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, yang berjarak lebih kurang satu kilometer dari pantai Kuta. Disini kami mengambil dua kamar, yang sudah dibooking sebelumnya, untuk dua malam dengan tarif kamar Rp 350 ribu/malam/kamar plus sarapan pagi. Karena hari masih siang, kami beristirahat dulu di kamar.
Wida Hotel Bali
Pantai Kuta Bali
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak kecamatan Kuta, sebelah selatan Kota Denpasar, Bali. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Selain itu, Bandara I Gusti Ngurah Raim terletak tidak jauh dari Kuta.
Setelah beristirahat sebentar di penginapan, kami berjalan kaki menuju pantai Kuta untuk bermain air. Kelihatannya kebersihan pantai Kuta kurang terjaga karena banyak sampah dari laut dibawa oleh gelombang berhenti di pantai.

Bermain di Pantai Kuta Bali
Pantai Kuta Bali
Patung Garuda Wisnu Kencana
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan- Jimbaran, Bali. Patung ini berdiri menjulang di dalam kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. 

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty. Di pintu masuk para pelancong disambut dengan tarian Bali yang dibawakan oleh dua orang penari perempuan.
Patung Dewa Wisnu
 
 
 
 
Patung Garuda di Bali
Puas melihat-lihat di sini, kami turun kembali ke Denpasar dengan menggunakan taksi yang sama, untuk menghantarkan kami ke Pantai Kuta. Hari sudah sore setiba di Pantai Kuta.
Sore hari di Pantai Kuta Bali
Di sini kami membeli makanan yang dijual oleh pedagang yang menggunakan sepeda motor. Makanannya berupa nasi bungkus dengan daun pisang yang berukuran minimalis dengan lauk seadanya, diantaranya suiran telur dadar. Karena memang sudah lapar, makanan tersebut terasa enak dan nikmat. Pulang ke penginapan dari Pantai Kuta dengan naik delman.
Hari IV, Kamis 26 Desember 2013
Hari ini rencana perjalanan dengan menyewa satu mobil Avanza, yang sudah dipesan sebelumnya dari Jakarta, dengan tarif Rp 350 ribu sehari sudah dengan bensin dan supir. Tujuan hari ini sesuai diskusi dengan pak supir adalah; Kintamani / Danau Batur, Goa Gajah, Istana Tampak Siring / Pura Tirta Empul dan Tanah Lot. Setelah sarapan pagi kamipun berangkat memulai perjalanan hari ini.

Kintamani
Kintamani adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bangli. Kintamani terletak di dataran tinggi dengan suhu sejuk di siang hari dan terasa dingin di malam hari. Tempat wisata di Bali ini memiliki beberapa objek wisata favorit di Kintamani yang mampu menarik perhatian wisatawan dari domestik sampai wisatawan mancanegara.







Kintamani, Bali
Goa Gajah
Goa Gajah adalah gua buatan yang berfungsi seperti tempat ibadah. Gua ini terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali. Berjarak kurang lebih 27 km dari Denpasar. UNESCO mencatat goa ini sebagai warisan dunia dalam daftar tentatif (menunggu kepastian) pada tanggal 19 Oktober 1995 dalam bidang kebudayaan
Goa ini dipahatkan pada batu padas keras yang menjorok keluar. Permukaan goa berhiaskan motif daun daunan, batu karang, raksaasa, kera, dan babi. Ditengah tengah relief tersebut terdapat relief mulut goa dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 2 meter. Di ambang mulut goa terdapat pahatan muka raksasa yang menyeramkan dengan mata bulat besar melirik kearah kanan, rambut dan alis tampak kasar, hidung besar, bibir atas dengan sederetan gigi tepat berada di atas lubang goa. Goa Gajah merupakan tempat suci sebagai pusat kegiatan agama Hindu dan. Status situs Goa Gajah sekarang merupakan living monument berfungsi sebagai tempat kegiatan keagamaan (Pura) dan masyarakat menyebutnya sebagai Pura Goa.


Goa Gajah Bali
Makan siang di RM Bebek Bali, seberang Gua Gajah
Makan siang rumah makan bebek yang berada di seberang tempat wisata Gua Gajah. Saung-nya berada di sekitar area persawahan. Karena banyak yang makan di sisi, kami perlu beberapa waktu menunggu makanan dihidangkan.
Pura Tirta Empul Tampak Siring
Tirta Empul adalah nama sebuah pura yang terletak di kecamatan Tampak Siring. Lokasinya berada di bawah Istana Tampak Siring Bali. Pura Tirta Empul banyak dikunjungi para wisatawan, baik dari mancanegara maupun wisatawan domestik. Di pura Tirta Empul, terdapat mata air dan juga digunakan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu, untuk permandian dan memohon tirta suci.
Nama Tampak Siring berasal dari kata Tampak yang berarti telapak dan Siring berarti miring.Telapak yang ada dalam nama tempat wisata ini, diceritakan sebagai telapak dari raja yang bernama Mayadenawa.
Pintu Masuk Pura Tirta Empul- Bali
Pancuran Tirta Empul Bali
Kolam di Tirta Empul
Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata yang berada di tepi pantai di Bali.. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam. Saat kami tiba di Tanah Lot hari sudah mulai senja, sesuai saran supir yang membawa kami.
Pintu Pura Tanah Lot

Tanah Lot Bali

Hari V, Jumat 27 Desember 2013
Hari ini adalah hari terakhir di Bali, tiket pulang hari ini dengan pesawat Air Asia sekitar pukul 12 WITeng.
Setelah mandi dan sarapan pagi, planning pagi ini adalah jalan pagi ke tugu/monumen peringatan bom Bali di jalan Legian. Pada monumen peringatan tersebut tercantum nama-nama para korban bom Bali 2 Oktober 2002.


Monumen Bom Bali
Selesai dari tugu peringatan bom Bali, kembali ke penginapan untuk bersiap ke Bandara dengan naik taksi. Dalam perjalanan ke Bandara kami singgah di tempat toko oleh-oleh Krisna Jl. Nusa Indah No. 77 Denpasar- Bali. Letaknya yang ada di pusat kota Denpasar membuat Krisna sering dijadikan pilihan para wisatawan untuk mencari oleh-oleh khas Bali. Selain itu, lahan parkirnya yang cukup luas dan koleksinya yang cukup lengkap juga menjadi pertimbangan tersendiri. Untuk masuk kedalam toko, di pintu masuk para pengunjung ditempeli stiker nomor di baju. Disini kami membeli beberapa potong baju kaos dan makanan khas Bali.
Toko Oleh-oleh Krisna Denpasar Bali
Setelah belanja oleh-oleh selesai, perjalanan dilanjutkan ke Bandara Ngurah Rai, untuk terbang kembali ke Jakarta. Tiket pesawat Denpasar-Jakarta dengan Air Asi ini dengan tarif Rp 250 ribu perkepala, tarif promo.
Tiba di Bandara Sukarno Hatta terminal 2. Menunggu bus Damri tujuan Bekasi sudah hampir 1 jam belum juga nongol, padahal hujan sudah mulai turun. Kami disarankan untuk naik bus yang ada ke terminal 1 untuk menunggu bus disana, bus kemungkinan enggan ke terminal 2 karena macet. Akhirnya diputuskan naik taksi kembali ke Bekasi.

Puji Tuhan sampai di rumah di Bekasi semua dalam keadaan sehat-sehat.