Rabu, Februari 11, 2009

DUKUN CILIK PONARI DAN FENOMENA SOSIAL INDONESIA


Dukun Cilik Ponari
Inilah fakta di Jombang, seorang bocah bernama Muhammad Ponari (10) yang mendapatkan batu ajaib seusai disambar petir kini menjadi fenomena yang mencengangkan. Ponari menjelma menjadi juru sembuh. Puluhan ribu orang berjejal di rumahnya di Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur. Mereka berdatangan dari berbagai kota di Jawa Timur, bahkan hingga Jawa Tengah. Banyak orang berharap batu ajaib di tangan Ponari bisa menyembuhkan segala macam penyakit.


Batu Ajaib
Apa sebenarnya batu ajaib milik Ponari, dukun cilik asal Megaluh, Jombang, yang aksinya mencengangkan Jawa Timur itu?

Menurut Ponari, batu ajaib itu ditunggu dua makhluk gaib, laki-laki dan perempuan bernama Rono dan Rani. Dua makhluk gaib itulah yang selama ini memberikan amanat kepada Ponari untuk menolong orang sakit melalui batu yang ditemukan pertengahan Januari lalu.

Kisah penemuan batu sebesar kepalan tangan anak-anak berwarna coklat kemerahan itu cukup dramatis dan bernuansa mistis. Ponari dalam ceritanya beberapa waktu lalu mengungkapkan, batu itu ditemukan secara tidak sengaja, yakni saat hujan deras mengguyur desanya.

Sebagaimana bocah-bocah seusianya, Ponari bermain-main di bawah guyuran hujan lebat yang sesekali diiringi suara geledek. Pada saat itu, lanjut Ponari, bersamaan suara petir yang menggelegar, kepalanya seperti dilempar benda keras.

Sejurus kemudian, Ponari merasakan hawa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Bersamaan itu, Ponari merasakan ada batu berada di bawah kakinya. Batu tersebut mengeluarkan sinar warna merah. Karena penasaran, batu itu dibawa pulang dan diletakkan di meja.

Capek Antre, Dua Pasien Bocah Dukun Tewas
Dua calon pasien pasien tabib cilik M. Ponari di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, tewas setelah fisiknya tak kuat lagi usai mengantre dan berdesakan dengan puluhan ribu pasien lain selama dua hari terakhir.

Sejumlah calon pasien asal Kediri yang turut membantu memindahkan korban dari barisan antrean memastikan korban sebelumnya jatuh pingsan di tengah antrean ribuan calon pasien. Setelah itu korban sempat dibawa ke kebun pisang tak jauh dari lokasi antrean dan berusaha disadarkan dengan segala cara.

Setiap harinya rata-rata 20.000 (dua puluh ribu) calon pasien dan keluarga berdesakan disekitar rumah Ponari untuk mendapatkan pengobatan.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
Mengapa pengobatan alternatif dukun cilik Ponari menjadi sangat fenomenal ?. Bahkan sampai puluhan ribu pasien, sekali lagi puluhan ribu pasien dalam sehari, mengantre yang mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dunia akibat kecapaian dalam antrian untuk mendapatkan pengobatan.

Beberapa faktor mungkin menjadi pendorong berduyun-duyunnya orang datang berkunjung untuk berobat; yaitu faktor ekonomi, pendidikan, budaya dan media massa.

- EKONOMI
Berobat ke dokter / rumah sakit sekarang ini mungkin menjadi barang mewah bagi sebahagian besar rakyat Indonesia. Ditengah terpaan krisis ekonomi global yang mendera semua sendi kehidupan, bertahan hidup menjadi prioritas utama, sedang pengobatan penyakit menjadi prioritas berikutnya.

Mengetahui adanya pengobatan alternatif yang menawarkan biaya murah dan tidak perlu administrasi menjadi daya tarik bagi masyarakat. Apalagi pengobatan ke dukun cilik tersebut hanya dikenai biaya 5.000 rupiah saja, biaya yang amat sangat murah dan praktis jika dibandingkan dengan berobat ke dokter atau rumah sakit. Bisa dibayang kan berapa uang yang harus dikeluarkan oleh keluarga pasien apabila berobat ke rumah sakit berkali-kali, karena setiap kunjungan harus mengeluarkan bayak uang, dibandingkan dengan ke dukun cilik yang hanya mengeluarkan 5.000 perak setiap kunjungan itupun sudah disertai ”obat”.

Kemungkinan besar inilah faktor utama mengapa pengobatan alternatif ini begitu banyak dikunjungi. Kemiskinan membuat setiap orang harus menyiasati hidup untuk dapat tetap bertahan hidup. Sedang berharap banyak untuk pengobatan murah dari pemerintah mereka tahu diri.

- PENDIDIKAN
Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan seseorang kurang memakai logikanya dalam bertindak. Dalam kasus pengobatan oleh dukun cilik di Jombang ini para pasien dan keluarga datang tanpa perlu memikirkan bagaimana cara pengobatan, yang penting hadir disana untuk berobat dengan harapan penyakit yang dideritanya akan sembuh dengan segera. Tidak juga memakai logika bahwa bisakah semua penyakit diobati dengan obat dan cara yang sama.

Bayangkan, ”batu ajaib”nya Ponari hanya dicelupkan kedalam air di dalam wadah yang telah dibawa ”pasien” untuk diminum. Bahkan terkadang sewaktu ”batu ajaib” tersebut dicelupkan ke dalam wadah air, sang dukun cilik sibuk dengan kegiatan sendiri di atas gendongan seorang kerabatnya, sambil bermain ”hp” dan sama sekali tidak melihat sang pasien. Jangankan bertanya tentang penyakit yang diderita sang pasien, untuk melihat kearah pasienpun dia tidak sempat. Tetapi karena lebih mengutamakan perasaan dan bukan nalar, maka cara apapun dilaksanakan "pasien" untuk mendapatkan kesembuhan.

Sayangnya sampai sekarang belum ada penelitian, baik pribadi maupun pemerintah setempat, tentang kesembuhan pasien yang berobat ke dukun cilik tersebut.

- BUDAYA
Budaya yang masih berkembang di sebagaian rakyat Indonesia adalah masih percaya pada klenik. Percaya dengan kekuatan gaib yang tidak kelihatan dan diluar nalar manusia. Faktor ini juga amat mempengaruhi mengapa begitu banyak pasien yang datang berobat.

Dengan bermodal “batu ajaib” yang didapat saat dia bermain hujan yang disertai geledek di desanya. Konon ”batu ajaib” tersebut kini dijaga oleh dua mahluk gaib laki-laki dan perempuan yang bernama Rono dan Rani. Cerita ini menambah aroma mistis terhadap batu ajaib-nya Ponari.

Ditengah budaya yang masih percaya hal-hal gaib dan diluar akal, aroma mistis tersebut semakin mengundang banyak orang untuk datang berkunjung dengan harapan penyakitnya dapat segera sembuh oleh kesaktian ”batu ajaib” yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit itu.


- MEDIA MASSA
Dengan pemberitaan yang begitu intens oleh media massa, baik media cetak maupun elektronika, pengobatan alternatif oleh dukun cilik Ponari dengan cepat tersebar luas. Tidak hanya di sekitaran Jombang, tetapi juga didaerah sekitarnya, bahkan sekarang sudah sampai disegenap pelosok tanah air.

Ini juga menyebabkan lebih banyaknya orang datang ke tempat praktek dukun cilik tersebut. Pasien rumah sakit yang mungkin sudah lama tidak sembuh dan sudah keluar biaya pengobatan yang banyak, mencari alternatif pengobatan lain yang mungkin dapat menyembuhkan penyakitnya. Apalagi berita bahwa pengobatan tersebut biayanya sangat murah dan pengobatannya praktis, tidak perlu ada tindakan apapun yang mungkin membuat pasien merasa takut. Akibatnya banyak penderita penyakit dan keluarganya menyempatkan diri untuk mencoba pengobatan alternatif ini.

Tetapi sayangnya, media massa tidak pernah melakukan investigasi terhadap orang yang pernah berobat kesana. Apakah sang penderita sembuh total atau penyakit yang dideritanya masih tetap seperti sedia kala.

Dengan diketahuinya kondisi pasien setelah pengobatan, dan media massa memberitakannya, masyarakat akan lebih bijak dalam mengambil keputusan terhadap pengobatan alternatif tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar